Pijar Bali – Denpasar, Layanan Bus penumpang umum Trans Metro Dewata dihentikan operasionalnya mulai tahun 2025. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta mengungkap jika layanan ini sepenuhnya merupakan program milik dan dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), bukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, Rabu (01/01/2025)
“Keputusan penghentian Trans Metro Dewata sepenuhnya berada di tangan Kementerian Perhubungan. Pemprov Bali tidak memiliki kewenangan dalam pengelolaan ataupun penghentian layanan tersebut,” ungkap Samsi Gunarta
Layanan Bus penumpang umum Trans Metro Dewata yang dikenal dengan nama Bus Teman, adalah moda transportasi umum berupa bus yang telah beroperasi di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar dan Denpasar (Sarbagita).
Biaya operasional yang harus ditanggungnya pun konon mencapai Rp. 80 Milyar per tahunnya.
Namun pengguna Bus Teman masih sangat minim, sehingga sering terlihat Bus Teman melaju di jalanan Sarbagita dengan bangku yang lebih banyak kosong penumpang. Dengan tiket dijual Rp. 4.400 per penumpang, maka dengan jumlah armada sebanyak 105 unit masing-masing Bus Teman memiliki target minimal penumpang kurang lebih 475 penumpang per masing-masing bus setiap harinya.
Partai Buruh Bali : Cukup Waktu 2 tahun, Bus Teman Bisa Kasih Cuan
Wakil Bendahara Partai Buruh Exco Provinsi Bali, Lidya Dwi Astuti menilai target tersebut dapat dicapai jika Bus Teman dikelola secara profesional dengan didukung regulasi oleh Pemerintah Daerah.
“Bukan hanya mencapai target, malah seharusnya bisa menghasilkan cuan untuk pemasukan tambahan bagi pemerintah daerah,” Ungkap Lidya yang tampil berparas Ayu saat dihubungi di Denpasar pada Kamis (02/01/25).
Srikandi Partai Buruh Bali ini sampaikan bahwa biaya operasional hanya bisa ditanggulangi dengan cara menaikkan tingkat okupansi penumpang. Untuk itu perlu beberapa inovasi dilakukan. Karena menurutnya, masyarakat Bali pernah menggunakan transpirtasi umum baik berupa bemo roda tiga, angkot maupun dokar sampai pada periode tahun 90an.
“Cukup beri kami waktu 2 tahun saja untuk mengelola, tidak hanya biaya operasional bahkan Bus Teman bisa memberi keuntungan dan menjadi pendapatan baru bagi anggaran Daerah. Tentu ada caranya,” Tutup Lidya Dwi Astuti, Wakil Bendahara Partai Buruh Exco Provinsi Bali